Pimpinan organisasi sangat menyadari adanya perbedaan prestasi kerja antara satu karyawan dengan karyawan lainnya, yang berada di bawah pengawasannya. Secara garis besar perbedaan kinerja ini disebabkan oleh dua faktor (Asad, 1991:49), yaitu faktor individu dan situasi kerja.
Menurut Gibson, et al (dalam Srimulyo, 1999:39), ada 3 (tiga) perangkat variabel yang mempengaruhi perilaku dan prestasi kerja atau kinerja, yaitu sebagai berikut :
- Variabel individual, terdiri dari beberapa hal yaitu sebagai berikut : (1) kemampuan dan keterampilan, yaitu : mental dan fisik; (2) latar belakang, yaitu: keluarga, tingkat sosial, penggajian, dam; (3) demografis, yaitu : umur, asal usul, jenis kelamin.
- Variabel organisasional, terdiri dari beberapa hal, yaitu sebagai berikut : sumberdaya; kepemimpinan; imbalan; struktur, dan; desain pekerjaan.
- Variabel psikologis, terdiri dari beberapa hal, yaitu: persepsi, sikap, kepribadian, belajar dan motivasi.
Sedangkan menurut Tiffin dan Mc. Cormick (dalam Srimulyo, 1999:40) yang mengatakan ada dua variabel yang dapat mempengaruhi kinerja, yaitu sebagai berikut:
- Variabel individual, meliputi antara lain, sikap, karakteristik, sifat-sifat fisik, minat dan motivasi, pengalaman, umur, jenis kelamin, pendidikan, serta faktor individual lainnya.
- Variabel situasional, yang meliputi : (1) faktor fisik dan pekerjaan, meliputi: metode kerja, kondisi dan desain perlengkapan kerja, penataan ruang dan lingkungan fisik (penyinaran, temperatur, dan fentilasi), dan; (2) faktor sosial dan organisasi, meliputi: peraturan-peraturan organisasi, sifat organisasi, jenis latihan dan pengawasan, sistem upah serta lingkungan sosial.
Kinerja dalam suatu organisasi akan sangat dipengaruhi oleh variabel-variabel yang ada didalamnya. Dalam suatu sekolah, antara guru yang satu dengan guru yang lain mempunyai kinerja yang berbeda. Menurut Keith Devis (1964:484) perbedaan ini disebabkan oleh tiga faktor yang mempengaruhi kinerja, yaitu: faktor kemampuan (ability), faktor motivasi (motivation), dan faktor komunikasi. Dijelaskan bahwa kinerja yang dihasilkan antara guru tersebut karena adanya faktor-faktor individu yang berbeda seperti faktor kemampuan dan faktor motivasi yang ada pada diri guru tersebut.
Adapun penjelasan daripada faktor kemampuan (ability), faktor motivasi (motivation), dan faktor komunikasi adalah sebagai berikut :
- Faktor kemampuan (ability), faktor ini diterangkan bahwa kemampuan (ability) karyawan atau pegawai terdiri dari kemampuan potensi (IQ), dan kemampuan reality (knowledge + skill). Artinya, jika karyawan atau pegawai memiliki IQ diatas rata-rata (IQ 110-120) dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka akan mudah mencapai kinerja yang diharapkan.
- Faktor motivasi (motivation), faktor motivasi ini terbentuk dari sikap (attitude) seorang guru dalam menghadapi situasi (situation) kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan daripada kondisi diri guru, yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi (tujuan kerja). Sedangkan sikap mental merupakan kondisi mental yang mendorong diri guru untuk berusaha mencapai kinerja secara maksimal.
- Faktor komunikasi, menurut Dwidjowijoto (2004:26) komunikasi adalah : “perekat dalam organisasi, menjadi penghubung mempererat rantai-rantai manajemen untuk menggerakan organisasi dalam mencapai tujuannya serta meningkatkan kinerja”.
Sedankan menurut Anwar (2005:67-68) ada beberapa faktor yang mempengaruhi akan pencapaian kinerja, yaitu sebagai berikut :
- Faktor kemampuan (ability), secara psikologis, kemampuan (ability) pegawai terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge + skill). Artinya, setiap pegawai yang memiliki IQ diatas rata-rata dengan pendidikan yang memadai untuk jabatanya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaannya, maka ia akan lebih mudah dalam mencapai kinerja yang diharapkan. Oleh karena itu, pegawai perlu ditempatkan sesuai dengan keahliannya.
- Faktor motivasi (motivation), faktor motivasi terbentuk dari sikap seorang pegawai dalam menghadapi situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakan diri pegawai yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi. Sikap mental yang mendorong diri pegawai untuk berusaha dalam mencapai kinerja secara maksimal. Sikap mental seorang pegawai adalah harus mempunyai sikap mental yang siap secara psikofisik (siap secara mental, fisik, tujuan dan situasi). Artinya, seorang pegawai harus memiliki sikap mental, dan mampu secara fisik, memahami tujuan utama serta target kerja yang akan dicapai, mampu memanfaatkan, dan menciptakan situasi kerja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar